Akan Kembali Ke Indonesia, Yuk Intip Kembali Sejarah Subaru

  

      Beberapa dari anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan Merek Subaru. Salah satu merek otomotif asal Jepang yang terkenal memproduksi mobil-mobilnya dengan mesin Boxer serta keandalan mobil-mobilnya dalam mengikuti berbagai ajang reli. Beredar kabar pula bahwa merek Subaru akan kembali meramaikan otomotif tanah air melalui APM Plaza Subaru. Tentunya ini akan menjadi kabar gembira bagi orang-orang yang sejak dulu menginginkan mobil Subaru. Lalu, bagaimana sejarah dari merek Subaru ini?

Dari Produsen Pesawat ke Produsen Otomotif

   Perusahaan yang menaungi merek Subaru (Fuji Heavy Industries (sekarang Subaru Corporation)) berdiri pada 1917 dengan nama Aircraft Research Company oleh Chikuhei Nakajima Ya, pada awalnya perusahaan ini merupakan produsen pesawat terbang. Kemudian pada tahun 1931, Aircraft Research Laboratory diubah menjadi perseroan terbatas dengan nama Nakajima Aircraft Company. Nakajima Aircraft siap memproduksi pesawat sipil dan militer secara besar-besaran.

    Seusai Perang Dunia II, Jepang dilarang memproduksi segala jenis persenjataan sehingga Nakajima Aircraft ditutup. Masih pada tahun 1945, perusahaan dihidupkan kembali sebagai Fuji Sangyo Co, Ltd. dengan akta pendirian sebagai perusahaan industri barang-barang keperluan damai. Dari peralatan dan suku cadang peninggalan bekas perang, Fuji Sangyo berusaha menciptakan alat transportasi murah untuk keperluan warga sipil. Salah satu produk transportasi tersebut adalah skuter bermerek Fuji Rabbit model S-1 pada Juni 1946. 

   Pada tahun 1953, Fuji Heavy Industries didirikan dari hasil pemecahan Fuji Sangyo menjadi 12 perusahaan kecil dan produksi pesawat terbang dimulai kembali. Namun tidak lama setelah itu, CEO Fuji Heavy Industries pada saat itu, Kenji Kita, ingin perusahaan yang dipimpinnya membuat divisi otomotif. 

  Tidak lama setelah perencanaan tersebut, perusahaan langsung membentuk tim dan merancang mobil pertamanya itu. Dan jadilah, Subaru P-1 a.k.a Subaru 1500. Mobil ini merupakan sebuah sedan yang dibangun pertama kali pada 1954 yang di klaim sebagai mobil pertama dengan bodi monokok serta termasuk mobil yang berteknologi tinggi pada saat itu. Selain itu, mobil ini hanya membutuhkan waktu research yang tidak lama, yakni hanya 1 tahun 4 bulan.

   Terkait dengan penamaan Subaru, rupanya ini hasil dari pemikiran Kenji Kita pada saat itu. Awalnya, pihak perusahaan melakukan sayembara untuk menamai divisi otomotif dari Fuji Heavy Industries ini. Banyak karyawan dari divisi tersebut menyumbangkan nama untuk perusahaan, namun sayangnya tidak ada satupun yang pas bagi Kenji Kita. Oleh karena itu, ia menamai divisi otomotif tersebut dengan Subaru karena nama itu terinspirasi dari gugus bintang enam di Pleiades, sebuah rasi bintang di Taurus yang menjadi favoritnya sejak masa kecil.

  Kemudian 4 tahun setelah pengembangan Subaru 1500, Subaru memproduksi 360 sebagai mobil kei pertama yang diproduksi massal pada waktu itu. Subaru 360 ini mendapatkan insentif dari pemerintah Jepang karena spesifikasinya yang memenuhi sudah memenuhi standar sebagai mobil kei waktu itu. Spesifikasi yang dimaksud ialah penggunaan mesin dengan kapasitas maksimal 360cc, sementara Subaru 360 sendiri sudah menggunakan mesin 2-Tak berkapasitas 354cc dengan tenaga mencapai 20 hp.

Seluk Beluk Pemakaian Mesin Boxer pada Subaru


 Lalu, mobil bermesin Boxer dari Subaru ini kapan pertama kali diproduksi? Pada 1962, Fuji Heavy Industries melakukan riset untuk meneruskan kiprah dari 1500 dengan kode A-5. namun A-5 ini tidak jadi diproduksi karena berbagai macam halangan seperti sumber daya yang terbatas dan masalah perancangan.

 Tidak sampai disitu, Subaru merancang lagi sebuah prototipe berkode A-4 yang sebenarnya sama saja dengan rancangan A-5 sebelumnya. Namun yang membuatnya beda ialah penggunaan mesin 923cc flat 4 berkode EA52 yang dapat menghasilkan tenaga sebesar 55 hp serta penerapan pendingan radiator. 

  Mesin seri EA yang diaplikasikan pada Subaru 1000 ini rupanya sudah dipakai di hampir semua lini mobil Subaru yang beredar sekitar tahun 1966-1994. Setelah tahun 1994, mesin seri EJ kemudian meneruskan kiprah dari mesin seri EA ini.

  Mesin Boxer seakan-akan sudah menjadi salah satu stereotipe dari Subaru sendiri karena mesin dengan konfigurasi ini sudah digunakan oleh hampir semua model dari Subaru seperti Impreza, XV, Forester, Tribeca, Levorg, BRZ, dan lain sebagainya.

Subaru di Ajang Motorsport

  Di era 80-an, Subaru mencoba peruntungannya di dunia olahraga otomotif dengan meluncurkan Subaru Leone coupé, sedan DL, RX (SRX), dan RX Turbo.ke ajang World rally Championship (WRC) melalui divisinya, Subaru Technica International (STI). Dalam ajang ini, Subaru mengandalkan Ari Vatanen, Per Eklund, Shekhar Mehta, Mike Kirkland, Possum Bourne and Harald Demut untuk menjadi pembalap dalam ajang Reli ini. Di salah satu event yang diadakan WRC, Safari Rally 1986, Mike Kirkland menduduki peringkat ke-6 dan tampil sebagai pemenang Grup A. Pada tahun itu Subaru menjadi satu-satunya pabrikan yang memadukan 4WD dan mesin turbo. 

  Subaru kemudian mengganti tipe mobil yang dipakainya menjadi Legacy RS untuk musim reli 1990 dengan pengemudi asal Finlandia Markku Alén. Alen bertahan dengan tim Subaru hingga musim reli WRC 1991. Kesuksesan yang pernah diraih Alen di antaranya posisi ke-4 dalam Rally Finland 1990 (1000 Lakes Rally), dan tempat ke-3 dan ke-4 pada tahun 1991. Pada tahun 1993, tim Subaru dengan Legacy RS untuk pertama kalinya mengikuti semua ajang World Rally Championship dalam musim reli 1993, dan untuk pertama kalinya menang dalam reli WRC di Selandia Baru. 

  Setelah ajang WRC pada 1993, Legacy RS kemudian digantikan oleh Impreza. Impreza mulai digunakan pada ajang WRC 1994 dengan pengemudi Carlos Sainz, Colin McRae, dan Possum Bourne, dan berhasil meraih kemenangan sebanyak enam kali. 

  Versi modifikasi dari Impreza WRX dan Impreza WRX STI telah sukses dipakai dalam reli-reli. Bersama Subaru World Rally Team, pengemudi Colin McRae, Richard Burns, dan Petter Solberg telah memenangi gelar Drivers' champions, masing-masing pada tahun 1995, 2001, dan 2003. Subaru juga memenangi Constructors' champions selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 1995 hingga 1997.

  Setelah mengikuti ajang WRC selama 19 tahun, dan memenangi enam gelar juara, Subaru pada 16 Desember 2008 secara resmi menyatakan bahwa mereka tidak akan mengikuti World Rally Championships 2009.

  Selain ajang Reli, rupanya Subaru juga memiliki tim di ajang Formula E dan tim Subaru Motorsport di ajang ini juga mengadopsi warna biru berbintang kuning.

Subaru di Indonesia

    Dengan Plaza Subaru, APM yang akan memasarkan Subaru di Indonesia nantinya, total sudah ada 4 APM yang menaungi pemasaran Subaru sejak tahun 1970. Pada tahun 1970-an Subaru mulai masuk ke pasar otomotif Indonesia dengan memasarkan Subaru Leone sedan 1400 DL, Coupe 1600 GSR, Subaru Rex, serta Pick up mini dengan mesin 550cc, Subaru Sambar.

   Kemudian pada tahun 2000 sampai 2004, merek Subaru di Indonesia dikendalikan oleh General Motors Indonesia dengan memasarkan model Subaru Impreza dan Subaru Forester di dalam lininya.

  Setelah itu, Subaru Indonesia resmi dikendalikan oleh Motor Image, salah satu anak perusahaan dari Tan Chong International Limited yang sudah berpengalaman memasarkan mobil di berbagai negara di Asia tenggara. Di era Motor Image, Subaru memasarkan lebih banyak line up produk. Produk tersebut antara lain: BRZ, Tribeca, Outback, Impreza, WRX, R1, R2, XV, dan Exiga. Namun karena kasus pemalsuan dokumen impor yang menjerat Subaru Indonesia, Subaru akhirnya hengkang dari Indonesia pada 2014.

  Di awal 2021 ini, sepertinya Plaza Auto Raya yang biasa menaungi penjualan Toyota dan Mini di Indonesia akan mengendalikan penjualan Subaru di Indonesia setelah lebih dari 5 tahun hengkang dari Indonesia.

   

   

  .


  

   
 

  

  

  

   

     

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama