Begini Cara Menerapkan Makna Sumpah Pemuda Dalam Bidang Otomotif!

 

Sumpah pemuda dalam bidang otomotif

   Tidak terasa sudah 93 tahun lalu, Sumpah pemuda diciptakan oleh beberapa perwakilan pemuda dalam sebuah pertemuan yang dikenal sebagai Kongres Pemuda II. Sumpah pemuda didirikan atas dasar perjuangan seluruh pemuda-pemudi di seluruh Indonesia yang rela saling bertumpah darah demi mengikrarkan janjinya untuk bersatu dalam berbagai macam perbedaan demi mewujudkan kerukunan dan kedamaian di negeri Indonesia tercinta ini.

  Sumpah pemuda selalu menjadi salah satu faktor berdirinya negara Indonesia serta Pancasilanya. Hal ini disebabkan karena sumpah pemuda terkandung beberapa cerminan hidup para pemuda pemudi Indonesia, yaitu gotong-royong, persatuan dan kesatuan, cinta damai, dan tanggung jawab.

  Berbagai macam bidang kehidupan sudah dapat dipengaruhi oleh Sumpah pemuda ini. Salah satu penerapannya ialah pada bidang telekomunikasi dunia maya yang dimana pada bidang tersebut dapat diaplikasikan makna sumpah pemuda di dalamnya, seperti dengan melakukan chatting menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta tidak menimbulkan kegaduhan yang dapat memicu kerugian bagi banyak orang.

   Namun, sebagai seseorang yang menggemari dunia transportasi atau Otomotif. Tentunya juga harus menerapkan makna sumpah pemuda di dalamnya. Lalu, bagaimana caranya sumpah pemuda dapat diaplikasikan maknanya pada bidang otomotif? 


Berkontibusi dalam Menciptakan Inovasi Otomotif Baru Untuk Negara

  Negara ini sebenarnya tidak kehabisan orang pintar untuk menciptakan inovasi baru yang dapat berguna dalam beberapa tahun ke depan. Inovasi baru tersebut sangat dibutuhkan di dalam bidang otomotif dalam negeri, mengingat bahan-bahan yang biasa dibutuhkan dalam bidang otomotif seperti minyak bumi, ketersediaannya semakin menipis. Oleh karena itu, hendaknya para pemuda Indonesia dapat memanfaatkan ilmunya untuk menciptakan inovasi yang dapat berguna dalam kancah otomotif dalam negeri. Namun sejauh ini, sudah ada beberapa orang yang berhasil menciptakan inovasinya untuk bangsa di bidang otomotif. Bahkan, beberapa diantaranya diklaim sebagai yang pertama di dunia.

   Salah satunya ialah inovasi helm yang terbuat dari tandan kelapa sawit. Helm yang diciptakan oleh salah satu Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Siti Nikmatin, M.Si, ini rupanya sudah mengantongi Standar Nasional Indonesia (SNI) dikarenakan tingkat kekerasan yang dimiliki oleh helm tandan kelapa sawit ini setara dengan helm yang dibuat dengan bahan serat fiber maupun serat karbon. Sehingga, helm ini dinyatakan layak untuk digunakan.

  Tidak hanya itu saja, terdapat pula mobil listrik Selo hasil ciptaan dari salah satu anak bangsa, Ricky Elson. Mobil listrik tersebut diklaim sebagai salah satu mobil listrik pertama yang seratus persen dikembangkan oleh pemikiran anak bangsa.

  Dengan terciptanya berbagai inovasi otomotif seperti yang sudah disebutkan diatas, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan lebih diperhitungkan dalam kancah otomotif dunia dikarenakan pemikiran para pemudanya yang dapat menciptakan inovasi yang berguna untuk perkembangan bidang otomotif nasional  ke depannya.


Menghargai Hasil Karya Otomotif dari Buah Pemikiran Anak bangsa

  Seperti yang kita ketahui, Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki potensi untuk menjadi salah satu negara produsen otomotif terbesar di dunia. Tentunya potensi tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor pemikiran para pemuda dalam melakukan suatu perubahan pada bidang otomotif melalui ide-ide cemerlangnya yang bisa dikatakan dapat mengikuti perkembangan zaman. Tetapi sayangnya, seringkali hasil pemikiran para pemuda saat ini diabaikan oleh banyak orang. Mereka menganggap bahwa pemikiran pemuda Indonesia masih kurang bersaing dengan pemikiran barat dalam menciptakan suatu perubahan. 

  Salah satu contoh kasusnya ialah kasus Esemka yang merupakan perusahaan produsen mobil pertama setelah krisis moneter 98 yang benar-benar menyasar pasar seluruh Indonesia dengan mobil pickup Bima nya. Produk dari Esemka ini sebenarnya merupakan produk yang bagus karena desain dan teknologinya yang sudah mengikuti perkembangan zaman. Selain itu, tingkat kandingan dalam negeri (TKDN) pada mobil Esemka sudah mencapai 62 persen. Yang berarti, mayoritas bagian yang terkandung pada mobil Esemka merupakan hasil dari karya anak bangsa.

  Namun sayangnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak menghargai Esemka sebagai merek otomotif asli Indonesia di kancah otomotif dalam negeri. Alasannya ialah, karena mobil Esemka dituding menjiplak desain salah satu mobil lansiran Tiongkok. Selain itu, masyarakat juga meragukan durabilitas mobil Esemka sebagai mobil niaga karena status merek Esemka yang masih tergolong baru. Sehingga, masyarakat lebih memilih untuk menggunakan produk otomotif luar negeri sebagai armada sehari-harinya.

  Hal ini sangat disayangkan karena pembentukan merek Esemka yang tidak berjalan mulus seperti merek otomotif asal Vietnam (Vinfast) yang mendapatkan suntikan modal sebesar 1.5 miliar dollar serta buah pikiran langsung dari berbagai perusahaan ternama di Eropa dan Amerika. Esemka benar-benar dibentuk atas buah pikiran anak bangsa yang berawal dari mimpi para pemuda Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk menciptakan mobil yang seratus persen dirancang dan diproduksi di dalam negeri. Kemudian, setelah berselang beberapa tahun, Esemka berhasil membangun pabriknya dengan modal sebesar 600 Miliar Rupiah yang sepenuhnya diperoleh dari investor dalam negeri. Dengan pengorbanan sebesar itu, jelas sangat tidak pantas perjuangan Esemka tidak dihargai oleh masyarakatnya sendiri.

  Oleh karena itu, marilah kita hargai hasil karya otomotif anak bangsa karena selain dapat menjadi identitas bangsa, hasil karya tersebut juga dapat menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia karena sudah dapat menciptakan produk otomotif secara swadaya tanpa campur tangan dominan dari luar.


Menyertakan Penamaan Produk Otomotif Dengan Bahasa Indonesia

   Sebagai pemuda Indonesia yang bangga terhadap negeri sendiri. Tentunya kita juga menginginkan produk otomotif dengan penamaan produk dengan Bahasa Indonesia di dalamnya. Selain berfungsi untuk mengidentfikasi bahwa produk otomotif tersebut dibuat di dalam negeri, penamaan produk dengan Bahasa Indonesia juga dapat meningkatkan rasa nasionalisme di dalam benak para pemuda Indonesia.

  Sejauh ini, sudah ada beberapa pabrikan yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai penamaan produknya. Salah satunya ialah Toyota. Sejak tahun 1973, Toyota mengadopsi nama Kijang sebagai salah satu nama tipe mobil buatannya. Hal ini disebabkan selain untuk memikat konsumen dalam negeri, juga karena mobil Kijang dalam pengembangannya, melibatkan pemikiran anak bangsa.

   Tidak hanya Toyota, merek asal Tiongkok, DFSK, juga memberikan nama produk mobilnya dengan Bahasa Indonesia. Sebut saja DFSK Gelora. Jika kita lihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata Gelora memiliki makna bergejolak hebat, yang menggambarkan semangat bergelora.

    Dengan menerapkan makna dari sumpah pemuda pada bidang otomotif, para pemuda Indonesia akan semakin optimis akan perkembangan bidang otomotif di dalam negeri. Sehingga bidang otomotif di dalam negeri bisa lebih terpandang di dunia berkat hasil usaha dan pemikiran anak bangsa yang sesuai dengan cita-cita yang terkandung pada sumpah pemuda.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama