Ajang balap Le Mans 24 Jam merupakan salah satu acara balap mobil paling bergengsi di dunia. Dalam ajang ini, terdapat beberapa aturan dan regulasi yang berkaitan dengan segi performa yang digunakan dalam mobil balap. Diantara jenis mesin yang di ikut sertakan, mesin rotary yang juga dikenal sebagai mesin Wankel merupakan jenis mesin yang telah dilarang untuk digunakan dalam ajang Le Mans.
Salah satu alasan utama mesin rotary dilarang dalam ajang Le Mans adalah efisiensi bahan bakarnya yang rendah. Mesin rotary cenderung lebih boros dalam konsumsi bahan bakar dibandingkan dengan mesin piston konvensional. Dalam balapan Le Mans yang berlangsung selama 24 jam, efisiensi bahan bakar sangat penting karena setiap tim harus memaksimalkan jarak tempuh dengan jumlah bahan bakar yang terbatas. Dengan mesin rotary yang kurang efisien, tim akan kesulitan mengatur strategi pengisian bahan bakar yang optimal.
Selain itu, mesin rotary cenderung menghasilkan panas yang tinggi saat beroperasi. Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam menjaga suhu mesin pada level yang aman dalam kondisi balapan jarak jauh seperti Le Mans. Karena Le Mans berlangsung selama 24 jam tanpa henti, perlunya menjaga pendinginan mesin secara optimal menjadi kritis untuk mencegah kegagalan mesin yang dapat mengakhiri perlombaan.
Mesin rotary juga menghasilkan performa yang cenderung berlebih jika dibandingkan dengan mesin konvensional biasa karena cenderung memiliki torsi rendah pada putaran mesin rendah. Hal ini dapat menciptakan kesenjangan performa antara mobil dengan mesin rotary dan mobil dengan mesin piston, yang sulit diatur dan dapat merusak kompetisi yang seimbang.
Daya tahan pada ajang Le Mans juga tidak cocok dengan mesin rotary sehingga dapat mempengaruhi performa mobil dalam jangka waktu yang panjang. Hal ini disebabkan karena adanya masalah segel rotor dan keausan komponen internal yang seringkali menjadi masalah yang mempengaruhi kehandalan mesin rotary dalam balapan jarak jauh.