Pengajuan proposal investasi BYD di India ternyata tidak membuahkan hasil yang manis. Investasi sebesar 1 Miliar Dolar atau sekitar Rp 15 Triliun tersebut ternyata ditolak India dengan beberapa alasan.
Investasi dengan jumlah sebesar itu meliputi pembangunan pabrik kendaraan listrik dan baterainya melalui kerjasama dengan perusahaan lokal Megha Engineering and Infrastructure yang berbasis di Hyderabad.
Jika rencana investasi tersebut dapat terlaksana, maka BYD dapat memproduksi kendaraan listrik hingga 15000 unit per tahunnya dan BYD juga berambisi untuk menguasai 40 persen penjualan kendaraan listrik di India.
Beberapa departemen di pemerintahan India sepakat untuk menolak investasi perusahaan otomotif asal negeri tirai bambu tersebut dengan alasan keamanan investasi antara China dan India.
"Kekhawatiran keamanan yang berkaitan dengan investasi China di India telah terungkap selama musyawarah" ujar salah satu pejabat India dikutip dari Reuters.
Selain adanya masalah keamanan yang berkaitan dengan investasi China, penolakan ini juga diduga sebagai bentuk perlindungan India terhadap industri otomotif dalam negeri mereka.
Merek otomotif baru yang akan memasuki pasar otomotif India harus melalui beberapa tantangan seperti wajib bekerja sama dengan perusahaan lokal India serta membangun pabrik perakitan di negeri hindustan tersebut demi mendukung pemberdayaan tenaga lokal India
Tdak hanya itu, ekspansi BYD ke India sepertinya juga bertujuan untuk menjegal beberapa pabrikan asal Amerika Serikat seperti Tesla dalam memperluas pasar kendaraan listrik ke seluruh dunia, mengingat penjualan kendaraan listrik BYD saling bersaing dengan Tesla hingga saat ini.