Belakangan
ini viral sebuah akun Tiktok @brio_std yang diduga sengaja merendahkan para
pengguna BBM bersibsidi jenis Pertalite dan Solar Subsidi dengan narasi ”Yang
penting gak ngantri pertalite dan solar busuk cuaksss.”
Akibat
beredarnya video tersebut, banyak netizen yang menghujatnya. Bahkan beberapa
pemilik akun Tiktok yang dinilai mampu secara finansial menyerang balik dengan menstitch
video membandingkan kemampuan Brio biru tersebut dengan kemampuan kendaraan beberapa
pemilik akun tersebut.
Namun
disisi lain, ada juga yang mendukung akun Brio biru tersebut. Menurut beberapa pendukung
akun tersebut, akun @brio_std ada maksud untuk menyindir pengguna kendaraan
yang sebenarnya tidak masuk kategori pengguna BBM bersubsidi, namun masih saja
bandel menggunakan BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar subsidi. Lalu
seperti apa kebijakan pemerintah terkait penggunaan BBM bersubsidi?
Kini,
beberapa daerah sedang dilakukan uji coba pengisian BBM subsidi dengan
menggunakan My Pertamina. Hal ini dilakukan agar pendistribusian BBM bersubsidi
itu tepat sasaran sesuai dengan pengguna yang dituju oleh pemerintah, yakni
masyarakat yang tidak mampu serta beberapa pengguna dengan kriteria khusus seperti
kendaraan fasilitas umum, kendaraan usaha perkebunan dan perikanan, serta
kendaraan umum berplat kuning.
Penerapan scan QR ini dapat membatasi pembelian BBM bersubsidi hingga 20 liter per hari saja untuk mobil. Sementara untuk sepeda motor belum ada pembatasan. Bahkan beberapa waktu lalu, marak adanya wacana pelarangan mobil 1400 cc keatas untuk mengisi BBM Pertalite. Jika wacana tersebut benar-benar direalisasikan, maka pengguna LCGC bisa mengisi tangki BBM-nya dengan Pertalite.
Namun, pihak pabrikan tidak merekomendasikan pengguna LCGC untuk mengisi tangki BBM-nya dengan Pertalite karena dikhawatirkan akan memiliki efek negatif dalam jangka panjang.