Hingga kini, sudah lebih dari 650 rinu unit Nissan Leaf beredar di jalanan seluruh dunia sejak mobil listrik tersebut pertama kali dirilis ke pasaran akhir 2010 silam. Perlu diketahui bahwa masa pakai suatu baterai mobil seringkali lebih lama dari mobil listrik itu sendiri.
Maka dari itu, beberapa pabrikan berusaha untuk memutar otak bagaimana caranya agar baterai lama yang ada pada mobil listrik bisa digunakan kembali seperti sedia kala. Salah satu pabrikan yang bersedia untuk mendaur ulang baterai lama tersebut ialah Nissan.
Nissan bekerja sama dengan JVC Kenwood dan perusahaan patungan dengan Sumitomo Corp, 4R Energy Corp, menciptakan sebuah power station yang diciptakan dari 2 dari 48 modul dalam sebuah baterai Nissan Leaf lama. Power station tersebut nantinya bisa digunakan untuk menyalakan perangkat listrik di beberapa situasi seperti dalam perkemahan dan dalam pengungsian.
Power station seberat 14,8 Kilogram ini dihargai 170.500 Yen atau sekitar Rp 17 jutaan di Jepang. Meski sudah dirilis, namun Nissan belum berencana untuk menjual power station tersebut ke luar Jepang.
Profesor Teknik Elektro dan Komputer Universitas Windsor, Balakumar Balasingam, menjelaskan bahwa baterai tidak bisa lagi digunakan untuk menggerakan mobil saat dayanya sudah turun di 80 persen. Namun baterai tersebut masih bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan lainnya.
“Baterai kendaraan listrik yang sudah pensiun memiliki potensi besar dalam aplikasi penyimpanan energi,” ungkapnya dikutip dari ABC News.
“Tanpa solusi seperti itu, miliaran paket baterai kendaraan listrik akan dibuat dan kemudian didaur ulang sebelum waktunya pada dekade berikutnya. Hal ini akan menjadi masalah bagi keberlanjutan," tukas Balakumar.