Suzuki Ertiga Diesel saat ini merupakan salah salah satu mobil yang tergolong langka di Indonesia. Bagaimana tidak, sejak pertama kali dirilis pada 2016 silam, Suzuki hanya menjual mobil tersebut dalam waktu 2 tahun saja sebelum generasi kedua dari Ertiga dirilis di Indonesia. Sehingga, menurut rumor yang beredar, populasinya tidak sampai 5000 unit.
Salah satu faktor mengapa Ertiga diesel kurang begitu diminati di Indonesia dikarenakan harga jualnya yang waktu itu tergolong tinggi. Selain itu, Suzuki juga lumayan ketat dalam memberikan syarat pembelian unit baru dari Ertiga diesel karena Suzuki mewajibkan penggunanya untuk mengisi Solar minimal Pertamina Dex agar garansi tidak dihanguskan.
Ertiga diesel sebenarnya dibangun diatas basis yang sama persis dengan Ertiga bensin tipe GX di Indonesia. Dari segi tampilan eksterior hingga interior, sekilas hampir tidak ada perbedaan. Namun, apa saja perbedaan yang membuat Ertiga diesel terasa spesial untuk dimiliki?
Yang pertama ialah pada bagian eksteriornya. Bagian yang paling mencolok di sisi eksteriornya ialah adanya emblem DDIS dan Hybrid ZDI yang menjadi identitas dasar dari Ertiga diesel. Selain itu, nampak juga rear defogger pada kaca bagian belakang yang dapat difungsikan untuk menghilangkan embun selama di perjalanan.
Agar pengemudi bisa lebih mudah dalam berkendara, Suzuki melengkapi bagian headlampnya dengan fitur headlamp leveling yang dapat mengatur ketinggian pencahayaan ketika di malam hari. Selain itu, terdapat pula 4 titik sensor parkir yang dapat memudahkan proses parkir Ertiga Diesel.
Beralih ke sisi interior sekilas tidak begitu ada perbedaan jika dibandingkan dengan versi bensinnya seperti layout dashboardnya yang sama persis. Yang membedakannya ialah pada kluster instrumen yang memiliki desain yang lebih modern dan memiliki fitur MID yang dilengkapi dengan gear shift indicator yang dapat memberi tahu saat yang tepat untuk mengganti gigi pada transmisi.
Selain perbedaan pada bagian kluster instrumennya, pada bagian kaca spion tengahnya ditambahkan fitur day light mirror yang dapat berguna ketika kendaraan di belakang kita memiliki headlamp dengan intensitas cahaya yang terlalu terang.
Bagian AC juga terdapat perbedaan, yang dimana AC pada Ertiga diesel sudah dilengkapi dengan heater yang akan berguna jika cuaca di luar mobil lebih dingin dari biasanya. Lalu, bagian audio juga lebih unggul dari Ertiga bensin dikarenakan terdapat tweeter yang ada pada bagian pilar A mobil ini walaupun headunit yang ditawarkan masih sama saja dengan Ertiga bensin.
Soal performa, tentu saja perbedaan utamanya ada di mesin yang digunakan, Ertiga diesel menggunakan mesin diesel D13A berkapasitas 1248 cc yang dapat menghasilkan tenaga sebesar 89 PS. Meskipun tenaganya lebih kecil dari Ertiga bensin, namun torsi yang dihasilkan tergolong besar, yakni 200 Nm. Namun sayangnya, Suzuki hanya menawarkan Ertiga diesel dalam satu varian transmisi saja, yakni manual 5 percepatan.
Oh iya sebelum mild hybrid menjadi salah satu hal lumrah di mobil-mobil Suzuki, Ertiga diesel merupakan mobil Suzuki yang pertama kali mempopulerkan sistem hybrid tersebut. Sistem hybrid ini memiliki dua fungsi berbeda. Pertama sebagai generator untuk menangkap dan menyimpan energi ke baterai saat kendaraan deselerasi. Kedua sebagai motor yang akan memberikan tambahan daya ke mesin saat akselerasi.
Maka dari itu, Suzuki memutuskan untuk memperbesar kapasitas aki untuk penyimpanan energi dari pengereman. Ertiga diesel menggunakan aki ukuran 12A 70 Ah, sedangkan bensin memakai 12A 35Ah.
Dikarenakan populasinya yang langka, maka harga bekasnya juga tergolong tinggi. Di beberapa marketplace, Suzuki Ertiga Diesel dijual mulai dari Rp 130 jutaan sesuai dengan kondisi yang ada pada unit tersebut.