Mengenal Sasis Bus MAN Yang Jadi Barang Langka di Indonesia

Sumber Gambar: PO Nusantara

Sluk Bluk Oto - Bidang Transportasi Otobus merupakan salah satu bidang yang benar-benar digandrungi di Indonesia, sehingga banyak perusahaan otomotif dari berbagai negara yang mencoba peruntungannya untuk menjajakan sasis busnya kepada beberapa perusahaan otobus yang beroperasi di Indonesia.

Contohnya saja ialah Mercedes-Benz yang sukses menjajakan sasis busnya ke beberapa perusahaan otobus terkenal, sehingga perusahaan asal Jerman tersebut mampu menjual produk sasis busnya di Indonesia selama berpuluh-puluh tahun lamanya.

Namun, rupanya ada satu lagi pemain asal Jerman yang sempat mencoba perutungan dalam menjajakan produk sasis busnya di Indonesia. Perusahaan Jerman tersebut ialah MAN yang selalu identik dengan logo singanya.

MAN pertama kali masuk Indonesia pada awal era 2000-an dengan menjajakan beberapa lini sasis bus dan truk, namun pada masa itu sasis MAN tidak begitu diminati sehingga kehadirannya tidak berlangsung lama.

Pada 2013, MAN kembali hadir dengan PT Duta Putera Sumatera sebagai APM barunya, membawa sasis R37 triple axle atau tronton. Keistimewaan dari sasis ini yaitu tenaganya yang tergolong paling besar di kelasnya, yakni sebesar 460 HP dan torsi 2.100 NM.

Setahun setelahnya, MAN kembali merilis produk yang merupakan penerus dari sasis tronton R37, yaitu RR4 dengan tenaga yang lebih badak lagi, yaitu 480 HP dan torsi 2.300 Nm. Jauh di atas sasis tronton lainnya yang hanya 410-430 TK.

Selama berkiprah di Indonesia, sudah ada beberpaa PO bus yang beroperasi di Jawa dan Sumatera menggunakan sasis bus buatan MAN, namun yang paling terkenal ialah PO Nusantara Gemilang yang dimana perusahaan otobus tersebut memiliki beberapa unit MAN R37 dan R4 dalam jajaran armadanya. Yang membuatnya spesial, sasis bus tersebut menggunakan bodi buatan Nusantara Gemilang.

Walaupun MAN sudah beberapa tahun berkiprah di Indonesia, namun popularitasnya masih belum se sukses rival senegaranya, Mercedes-Benz. Dikutip dari Kompas, ada beberapa alasan mengapa sasis bus MAN kurang laku di pasaran sehingga menjadi barang langka di Indonesia.

Yang pertama ialah harganya yang tergolong mahal di kelasnya. Dibandingkan dengan rivalnya, PO yang berminat untuk meminang sasis bus MAN harus merogoh kocek sebesar Rp 2 Miliar lebih. Harga semahal itu bukan tanpa alasan dikarenakan sasis bus MAN memiliki teknologi yang lebih unggul dari rivalnya.

Kedua, eksistensi MAN tidak begitu besar di Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena merek MAN yang memang kurang begitu dikenal oleh banyak pecinta otobus di Indonesia, seperti kurangnya keikutsertaan dalam ajang promosi dalam pameran otobus di Indonesia dan peredaran unitnya di jalan raya.

Yang ketiga ialah kurangnya jaringan purna jual. kurangnya jaringan purna jual yang mampu menyediakan layanan servis dan suku cadang pada sasis bus MAN, sehingga hal tersebut membuat banyak PO berpikir beberapa kali untuk memiliki sasis bus MAN di Indonesia.

Dengan adanya kekurangan tersebut, sepertinya tidak akan menghalangi beberapa PO yang sudah terlanjur mencintai merek ini untuk tetap menggunakan armada bus MAN dalam lini armadanya. Semoga saja armada bus MAN tetap bisa beredar di Indonesia meskipun APM MAN di Indonesia saat ini lebih fokus untuk berjualan truk. 


Penulis: M Tegar Alhamsyah

Editor: Satwika




Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama