Motor Bebek, Dulu Primadona Sekarang Kurang Peminat

Sumber Gambar: Astra Honda Motor

Sluk Bluk Oto - Sepeda motor bebek merupakan jenis sepeda motor yang sempat menjadi andalan bagi banyak masyarakat Indonesia di era 80-an hingga era 2000-an. Alasan motor jenis tersebut menjadi primadona dikarenakan memiliki harga yang terjangkau, irit BBM, serta mudah dalam perawatan.

Bahkan di era 2000-an, motor matik belum mendapatkan tempat di hati masyarakat dikarenakan pada waktu itu motor matik masih merupakan barang baru dan seringkali dikaitkan dengan motor yang khusus digunakan oleh kaum hawa, sehingga di era tersebut motor bebek bisa mengisi pangsa pasar sebesar 90 persen, sementara motor matik tidak sampai 1 persen.

Namun, saat ini keadaan sudah berbalik 180 derajat. Selera masyarakat Indonesia saat ini sudah berbalik dari sebelumnya tidak berminat untuk memiliki motor matik, kini motor jenis tersebut selalu menjadi incaran masyarakat setiap tahunnya.

Dengan semakin populernya motor matik di pasar roda dua Indonesia, maka popularitas motor bebek semakin merosot setiap tahunnya. Bahkan beberapa tahun belakangan ini, pangsa pasar motor bebek tidak pernah sampai 10 persen.

Lalu, apa sajakah alasan mengapa motor bebek semakin ditinggalkan setiap tahunnya?

1. Kepraktisan

Bagi masyarakat perkotaan, motor bebek dinilai kurang praktis dikarenakan setiap beroperasi, penggunanya diharuskan untuk mengganti gigi transmisi dikarenakan motor bebek kebanyakan hanya memiliki opsi transmisi manual. Hal tersebut dinilai kurang cocok untuk mobilitas perkotaan saat ini yang seringkali dilanda kemacetan sehingga jika menggunakan motor bebek di tengah kemacetan, maka hanya akan membuat kaki lelah saja dikarenakan harus mengganti beberapa kali gigi transmisinya.

2. Tren

Setiap tahunnya, semua pabrikan sepeda motor yang memproduksi motor matik pasti mengeluarkan model baru atau pembaruan pada produk sepeda motor matiknya. Hal tersebut bertujuan demi mengikuti tren yang setiap tahunnya terus berkembang. Tren tersebut mengikuti aliran feminisme atau maskulinisme sesuai dengan model motor yang dirilis.

Berbeda dengan motor bebek yang benar-benar dibutuhkan hanya untuk mengincar fungsionalitas saja sehingga pihak pabrikan saat ini tidak begitu memberikan pembaruan pada motor bebek sehingag saat ini motor bebek sudah mulai agak ketinggalan zaman dari segi desain hingga teknologi.

3. Kemampuan dalam membawa barang

Saat ini, pihak pabrikan juga memikirkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam membawa barang bawaan yang cukup banyak, terutama bagi yang seringkali membeli galon dan gas. Sehingga saat ini, motor matik sudah dirancang sedemikian rupa agar dapat membawa barang yang banyak seperti dua buah galon air yang bisa diletakkan di bagian pijakan kaki tanpa perlu alat tambahan. Kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh motor bebek yang diharuskan menggunakan alat khusus jika ingin membawa dua buah galon dengan aman.

4. Teknologi

Dari segi teknologi, motor bebek dinilai agak ketinggalan zaman dikarenakan motor bebek dituntut untuk mudah dalam hal perawatan sehingga beberapa perintilan teknologi kecil seperti keyless entry tidak disertakan pada motor bebek. Meskipun minim pembaruan pada sisi teknologi, pihak pabrikan masih memberikan pembaruan pada sisi teknologi mesin dengan memberikan sistem injeksi demi memenuhi standar emisi Euro 4 yang kini diterapkan di Indonesia.

5. Harga yang nanggung

Saat ini, Honda Revo Fit menjadi motor bebek termurah yang bisa didapatkan unit barunya. Dengan harga Rp 16 jutaan, kalian bisa membawa pulang motor tersebut sebagai kendaraan sehari-hari.

Namun harga tersebut dibilang nanggung bagi banyak orang dikarenakan dengan menambah sekitar 2 juta saja, maka kalian bisa mendapatkan Honda Beat CBS yang secara teknologi mesin dan lainnya dinilai lebih unggul dari Revo Fit.

Meskipun saat ini kurang begitu diminati, namun motor bebek masih ada peminatnya seperti masyarakat pinggirang perkotaan dan masyarakat pedesaan yang membutuhkan motor yang mengutamakan sisi fungsional semata, sehingga beberapa pabrikan masih memproduksinya hingga saat ini.


Penulis: M Tegar Alhamsyah

Editor: Satwika


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama