Sluk Bluk Oto - Hyundai sepertinya masih melihat potensi yang bagus terhadap mesin pembakaran dalam untuk masa yang akan datang. Maka dari itu, Hyundai berencana akan mengembangkan sistem hybrid yang dimana mesin ICE yang digunakan hanya akan berperan sebagai generator pengisi daya baterai saja.
Sistem Hybrid EREV Hyundai tersebut pada tahap awalnya akan dimulai produksinya untuk pasar Amerika Utara dan China pada akhir 2026 mendatang. Sementara, penjualannya baru akan dimulai setahun setelahnya.
Sistem Hybrid EREV baru ini memaksimalkan penggunaan mesin yang ada untuk meningkatkan daya tarik pelanggan dan mengamankan daya saing biaya dibandingkan dengan EV serupa dengan mengurangi kapasitas baterai yang berbiaya tinggi.
EREV baru ini juga menawarkan daya saing harga dibandingkan dengan EV melalui optimalisasi kapasitas baterai dan memungkinkan pengisian bahan bakar serta pengisian daya tanpa cemas, sambil menawarkan jangkauan berkendara superior lebih dari 900 km ketika baterai terisi penuh. Kendaraan ini berfungsi sebagai jembatan penting menuju elektrifikasi.
Di pasar Amerika Utara, Hyundai berencana akan memulai model Hybrid EREV dengan meluncurkan model SUV kelas D dari merek Hyundai dan Genesis untuk memenuhi sisa permintaan mesin pembakaran internal, dengan target sekitar 80.000 unit lebih.
Sementara di China, Hyundai Motor berencana akan memakai platform segmen C yang ekonomis, dengan target lebih dari 30.000 unit. Perusahaan juga akan meninjau rencana ekspansi lebih lanjut sesuai dengan kondisi pasar di masa depan.
Hyundai memiliki tujuan untuk mengatasi perlambatan EV dengan memperluas penawaran hybrid dan EREV baru serta secara bertahap meningkatkan model EV menjelang 2030, ketika pemulihan permintaan EV diharapkan. Hyundai Motor bertujuan untuk membangun lineup lengkap EV, dari EV terjangkau hingga model mewah dan berkinerja tinggi, serta meluncurkan 21 model pada 2030 untuk memberikan beragam opsi kepada konsumen.
Penulis: Satwika
Editor: M Tegar Alhamsyah